Kisah Cinta Terlarang Dari Kereta Berlanjut ke Kamar Hotel
"Stasiun Cikini," demikian pemberitahuan petugas lewat pengeras suara kepada para penumpang kereta listrik (KRL) commuter line di dalam gerbong. Pintu otomatis terbuka lalu menutup dalam waktu hitungan detik. Kedua penumpang mesra itu lalu bergegas melangkah keluar.
Nama si pria berinisial Al, pegawai di sebuah kantor kementerian di kawasan Jakarta Pusat. Dia turun bersama seorang penumpang wanita, teman spesialnya. Saat di dalam kereta, dia biasanya berdiri tepat di belakang si wanita sembari berdesak-desakan hingga turun di stasiun.
Dari kedekatannya dengan perempuan tadi yang selalu bareng naik kereta saban hari, lalu benih cinta terlarang melanda keduanya. Si wanita tadi lalu menjadi 'sephia' bagi AI dan menjadi tempat melepas penat akibat tekanan kerja seharian.
"Sampai keluar stasiun ke kantor masing-masing kita selalu naik taksi yang sama," ujarnya kepada merdeka.com. Tak ada kesan kikuk buat keduanya. Pertemanan mereka hampir dua bulan lamanya.
Mereka sudah tak mengenal batas. Di dalam kereta, saling meminjam bahu saat letih menyelimuti perjalanan pulang atau berangkat bekerja sudah menjadi hal biasa. "Cuma pegangan saja agak takut kalau dilihat orang," kata pria asli Jakarta itu.
Siang itu, Al janjian di restoran barat di sekitar kawasan Menteng, Jakarta Pusat. Di telepon selular miliknya, aplikasi untuk mengorder taksi secara online sudah tersedia. Dia tekan dengan telunjuknya, tak berselang lama taksi berwarna putih sudah menunggu di depan kantornya.
Dia bercerita, pertemuan di dalam gerbong kereta waktu itu pun berlanjut hingga kamar hotel. Jarak kantor keduanya hanya selemparan batu.
Al dan kekasih gelapnya sering menghabiskan waktu makan siang bersama. Tak jarang keduanya kerap janjian tepat di tengah hari bolong.
"Kapan saja bisa selalu pas makan siang, janjian makan. Kebanyakan hari Jumat kalau enggak Senin, pas baru ketemu lagi tuh, habis libur kerja," ujarnya tertawa.
Tak butuh lama bagi Al bertukar syahwat dengan kekasih simpanannya itu. "Dari makan siang berdua, sampai jauh (ke kamar hotel). Pokoknya sampai kantor telat setengah jam," ujarnya berbisik.
Sampai kini hubungan keduanya masih aman dan tak ada kecurigaan dari pasangan masing-masing. Perselingkuhan itu dilakukan pada jam-jam kerja para pegawai kantoran. Selama ini istri Al juga tak pernah curiga. Begitu juga dengan suami si wanita gelapnya itu. Mereka berdua bermain apik hingga mampu mengelabuhi pasangan masing-masing.
Potret kemesraan sesama penumpang di dalam gerbong kereta commuter line memang jadi pemandangan biasa. "Banyak seperti itu, di parkiran stasiun cium tangan dengan suami, sampai atas kereta beda lagi lakinya," ujar petugas keamanan kereta api, Yoga.
Di ibu kota sudah penuh dan sesak dengan segala kepentingannya. Di balik semua itu tersimpan modus cinta terselubung atas kondisi jauh dari sebuah kenyamanan di dalam gerbong kereta commuter line Jabodetabek.
Nama si pria berinisial Al, pegawai di sebuah kantor kementerian di kawasan Jakarta Pusat. Dia turun bersama seorang penumpang wanita, teman spesialnya. Saat di dalam kereta, dia biasanya berdiri tepat di belakang si wanita sembari berdesak-desakan hingga turun di stasiun.
Dari kedekatannya dengan perempuan tadi yang selalu bareng naik kereta saban hari, lalu benih cinta terlarang melanda keduanya. Si wanita tadi lalu menjadi 'sephia' bagi AI dan menjadi tempat melepas penat akibat tekanan kerja seharian.
"Sampai keluar stasiun ke kantor masing-masing kita selalu naik taksi yang sama," ujarnya kepada merdeka.com. Tak ada kesan kikuk buat keduanya. Pertemanan mereka hampir dua bulan lamanya.
Mereka sudah tak mengenal batas. Di dalam kereta, saling meminjam bahu saat letih menyelimuti perjalanan pulang atau berangkat bekerja sudah menjadi hal biasa. "Cuma pegangan saja agak takut kalau dilihat orang," kata pria asli Jakarta itu.
Siang itu, Al janjian di restoran barat di sekitar kawasan Menteng, Jakarta Pusat. Di telepon selular miliknya, aplikasi untuk mengorder taksi secara online sudah tersedia. Dia tekan dengan telunjuknya, tak berselang lama taksi berwarna putih sudah menunggu di depan kantornya.
Dia bercerita, pertemuan di dalam gerbong kereta waktu itu pun berlanjut hingga kamar hotel. Jarak kantor keduanya hanya selemparan batu.
Al dan kekasih gelapnya sering menghabiskan waktu makan siang bersama. Tak jarang keduanya kerap janjian tepat di tengah hari bolong.
"Kapan saja bisa selalu pas makan siang, janjian makan. Kebanyakan hari Jumat kalau enggak Senin, pas baru ketemu lagi tuh, habis libur kerja," ujarnya tertawa.
Tak butuh lama bagi Al bertukar syahwat dengan kekasih simpanannya itu. "Dari makan siang berdua, sampai jauh (ke kamar hotel). Pokoknya sampai kantor telat setengah jam," ujarnya berbisik.
Sampai kini hubungan keduanya masih aman dan tak ada kecurigaan dari pasangan masing-masing. Perselingkuhan itu dilakukan pada jam-jam kerja para pegawai kantoran. Selama ini istri Al juga tak pernah curiga. Begitu juga dengan suami si wanita gelapnya itu. Mereka berdua bermain apik hingga mampu mengelabuhi pasangan masing-masing.
Potret kemesraan sesama penumpang di dalam gerbong kereta commuter line memang jadi pemandangan biasa. "Banyak seperti itu, di parkiran stasiun cium tangan dengan suami, sampai atas kereta beda lagi lakinya," ujar petugas keamanan kereta api, Yoga.
Di ibu kota sudah penuh dan sesak dengan segala kepentingannya. Di balik semua itu tersimpan modus cinta terselubung atas kondisi jauh dari sebuah kenyamanan di dalam gerbong kereta commuter line Jabodetabek.
#Kisah Cinta Terlarang Dari Kereta Berlanjut ke Kamar Hotel
sumber : merdeka.com
Apalagi jika sudah sedia obat kuat
ReplyDelete