Ibu Negara Turki Menangis Saat
Melihat Langsung Kondisi Penduduk Muslim Rohingya Di Aceh
Ibu
Negara Turki Menangis. Tidak bicara bawa-bawa agama, cukup hati nurani saja
sebagai sesama manusia – bukan karena mereka beragama islam, penduduk Rohingya
yang terusir dari tanah kelahirannya perlu dibantu! Mereka adalah ratusan
manusia yang terancam nyawanya.
Di
tanah kelahirannya mereka terusir menaiki kapal, di laut mereka terancam
tenggelam karena muatan kapal berlebihan, di kapal mereka bakal mati dan kurus
kerontang karena tidak tersedia bahan makanan yang cukup, dan di darat melabuh
ingin hidup, namun mereka tidak disambut oleh pemerintah negara ASEAN seperti :
Indonesia, Malaysia, dan Thailand.
Tidak
perlu pandang agama, dimanakah “hati nurani” mereka (pemerintah) sebagai
manusia, sebagai warga negara ASEAN, apalagi sesama muslim ??!
Pasti
ada orang berujar begini, “Mereka’kan bukan penduduk Indonesia, tidak perlu
dibantu lah! Lagi pula, rakyat kita saja masih banyak tak terurus !”
Nyawa
mereka itu terancam di tengah laut. Jika
engkau berada di posisi mereka, apa yang kamu perbuat ? Ingat, bukankah
Pancasila yang kita junjung tinggi itu berbunyi, “Kemanusiaan yang adil dan
beradab ?”
Pemerintahan
Indonesia dengan TNI-nya yang memiliki wewenang untuk menjaga perairan
Indonesia, malah menghadang ratusan penduduk Rohingya terusir ini agar tidak masuk
perairan Indonesia. Panglima TNI, Moeldoko menegaskan bahwa kedatangan para
imigran ini dikhawatirkan memunculkan berbagai persoalan sosial.
“Dikhawatirkan
ini akan memunculkan berbagai persoalan sosial. Kita sendiri menghadapi masalah
masyarakat miskin masih banyak, Kenapa kita mesti menanggung persoalan baru?”
kata Moeldoko dalam kuliah umum di Universitas Andalas (Unand), Padang,
Sumatera Barat, Rabu (20/5/2015).
Pernyataan
Jenderal Moeldoko ini mendapat kecaman dari aktivis lintas agama dari jaringan
Gusdurian. Pernyataan Panglima TNI dianggap tidak sejalan dengan misi
kemanusiaan.
“Panglima
TNI jangan lagi memberikan pernyataan aneh soal pengungsi Rohingya. Itu namanya
memperlakukan pengungsi Rohingya bukan seperti manusia, dipingpong seperti itu,”
ujar Beka Ulung Hapsara, anggota jaringan Gusdurian, dalam konferensi pers di
Wahid Institute, Jakarta, Kamis (21/5/2015).
Di
saat Tentara Nasional Indonesia (TNI) diperintahkan untuk menghadang
kapal-kapal pengungsi Rohingya agar tidak masuk ke wilayah Indonesia, Turki
malah sebaliknya.
Angkatan
Laut Tentara Nasional Turki diperintahkan oleh Panglima, Perdana Menteri, dan
Presidennya untuk membantu melindungi, mengarahkan, memberi bantuan makanan,
kemudian diberikan tempat tinggal yang layak bagi mereka.
Seperti
diberitakan media Turki Hurriyet Daily News (19/5/2015), Angkatan Laut Turki
sedang melakukan upaya untuk mencapai kapal Muslim Rohingya yang terdampar di
lepas pantai Thailand dan Malaysia, ujar Perdana Menteri Turki Ahmet Davutoglu.
Sesampai
di Aceh, Angkatan Laut Tentara Nasional Turki segera memberikan mereka bantuan.
Ibu Negara Turki yang menyertai rombongan melihat keadaan mereka terusir dari
negaranya yang tertampung di Aceh. Kondisi mengharukan ini membuatnya menangis.
Siapa yang tidak sedih bila kita berada di posisi ini ?
Lalu,
dimanakah Ibu Negara Kita Indonesia berada? Sedang apakah beliau di Jakarta
sana? Apakah perlu kehadirannya? Ya, perlu ! Karena selama ini kita hanya tahu,
kepedulian kepada mereka datang dari rakyat dan pemerintah daerah Aceh
sedangkan kita belum mendengarnya dari pemerintah pusat. Semoga Pemerintah
Pusat tidak ragu untuk menolong mereka atas nama kemanusiaan.
#Ibu Negara Turki Menangis Saat
Melihat Langsung Kondisi Penduduk Muslim Rohingya Di Aceh
sumber : BloggerMesir.Org
0 Response to "Ibu Negara Turki Menangis Saat Melihat Langsung Kondisi Penduduk Muslim Rohingya Di Aceh"
Post a Comment